Salam Sobat Fotografi, Ini Dia Cara Jual Foto di Shutterstock yang Harus Kamu Tahu
Jualan foto lewat online sekarang ini semakin diminati oleh banyak fotografer. Tidak heran, seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan minat masyarakat untuk menggunakan media sosial dan website, permintaan untuk foto dan video pun kian meningkat. Shutterstock, sebagai salah satu platform jual-beli foto dan video, tentu menjadi pilihan utama para fotografer. Namun, sebelum memulai bisnis jualan foto di Shutterstock, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan serta cara jual foto di Shutterstock secara detail.
7 Kelebihan Shutterstock sebagai Platform Jual-beli Foto dan Video
Sebelum membahas kelebihan Shutterstock secara lengkap, inilah beberapa poin penting yang dapat dijadikan gambaran awal tentang platform ini:
π· Shutterstock menyediakan lebih dari 200 juta konten (gambar, foto, video, dan musik) dengan kualitas yang tinggi
π― Kategori konten yang dipasarkan di Shutterstock sangat beragam, mulai dari konten editorial hingga komersial
π° Fotografer bisa mendapatkan royalty fee mulai dari 15-40% dari harga jualan konten
π Shutterstock memiliki klien dari berbagai negara dan brand ternama
π Shutterstock memiliki fitur yang memudahkan para pengguna dalam mengelola portofolio dan penghasilan dari hasil penjualan foto dan video
π€ Shutterstock memberikan bonus dan program loyalitas bagi para pengguna yang aktif
π Potensi penghasilan dalam bisnis jualan foto di Shutterstock sangat besar
1. Konten dengan Kualitas yang Tinggi
Kelebihan pertama Shutterstock adalah kualitas konten yang disediakan. Fotografer dapat mengupload foto atau video dengan resolusi tinggi dan kualitas yang memukau. Hal ini membuat konten yang dijual di Shutterstock memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan platform jual-beli foto lainnya.
2. Konten Beragam untuk Berbagai Kebutuhan
Shutterstock menyediakan kategori konten yang beragam dan lengkap, mulai dari foto editorial hingga komersial. Selain itu, pengguna juga bisa mencari konten berdasarkan kategori spesifik, seperti olahraga, teknologi, makanan, dan masih banyak lagi. Hal ini mempermudah para klien dalam mencari konten yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
3. Royalty Fee yang Menjanjikan
Salah satu kelebihan Shutterstock adalah sistem pembayaran royalti fee yang diberikan kepada para fotografer. Biaya royalti yang didapatkan berkisar antara 15-40% dari harga jualan konten di Shutterstock. Fee ini lebih besar dibandingkan platform jual-beli foto lainnya.
4. Klien dari Berbagai Negara dan Brand Ternama
Shutterstock memiliki basis klien dari berbagai negara dan brand ternama. Hal ini membuka peluang fotografer untuk memasarkan hasil karyanya ke berbagai kalangan dan pasar yang lebih luas.
5. Fitur yang Memudahkan Pengelolaan Konten dan Penghasilan
Shutterstock memiliki fitur yang memudahkan pengguna dalam mengelola portofolio dan penghasilan dari hasil jual-beli konten. Para pengguna bisa memonitor penjualan dan penghasilan dari dashboard akun Shutterstock. Selain itu, Shutterstock juga memberikan fitur untuk mempromosikan konten fotografer agar lebih mudah ditemukan oleh klien potensial.
6. Bonus dan Program Loyalitas
Shutterstock memberikan bonus dan program loyalitas bagi para pengguna yang aktif dan telah menjual banyak konten. Bonus yang diberikan mencakup penghargaan dan insentif berupa uang tunai. Program loyalitas ini memberikan keuntungan bagi fotografer yang berkomitmen dan konsisten dalam menjual konten di Shutterstock.
7. Potensi Penghasilan yang Besar
Penghasilan fotografer pada bisnis jual-beli konten di Shutterstock sangat menjanjikan. Potensi penghasilan tergantung pada kualitas dan kuantitas konten yang diupload, serta jumlah penjualan yang dilakukan. Fotografer yang aktif dalam mengupdate konten dan mempromosikan portofolio tentu memiliki peluang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar.
7 Kekurangan Shutterstock yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memulai Bisnis Jualan Foto
Meskipun memiliki banyak kelebihan, Shutterstock juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan oleh para fotografer. Berikut adalah beberapa hal yang harus kamu pertimbangkan sebelum memulai bisnis jualan foto di Shutterstock:
π Shutterstock memiliki persaingan yang tinggi dari fotografer lain
π« Shutterstock memiliki batasan untuk konten yang diupload dan dijual
π€ Kontrol dan hak atas konten lebih dikuasai oleh Shutterstock
β³ Proses persetujuan konten kadang memakan waktu lama
π» Dashboard akun Shutterstock kurang user-friendly
β Royalti fee yang diberikan kurang transparan
π΅ββ Shutterstock memperketat aturan terkait penggunaan logo dan merek tertentu
1. Persaingan yang Tinggi dari Fotografer Lain
Seperti platform jual-beli foto lainnya, Shutterstock memiliki persaingan yang sangat ketat dari fotografer lain. Hal ini mengharuskan para fotografer untuk memiliki kualitas konten yang lebih baik dan memikirkan strategi pemasaran yang lebih kreatif untuk dapat bersaing.
2. Batasan Konten yang Diupload dan Dijual
Shutterstock memiliki aturan yang sangat ketat terkait konten yang diupload dan dijual. Beberapa jenis konten seperti foto atau video dengan watermark, gambar dengan kualitas buruk, atau karya yang melanggar hak cipta, tidak akan disetujui oleh Shutterstock. Hal ini bisa membuat para fotografer sulit untuk memasarkan semua konten yang mereka buat.
3. Kontrol dan Hak Atas Konten
Shutterstock memiliki kontrol penuh terhadap konten yang diupload dan dijual di platform mereka. Hal ini membuat fotografer harus berhati-hati dalam memilih platform yang cocok untuk memasarkan hasil karyanya. Selain itu, beberapa hak atas konten juga dikuasai oleh Shutterstock, seperti hak untuk menjual kembali konten atau menjual lisensi penggunaan konten kepada pihak ketiga.
4. Proses Persetujuan Konten yang Lama
Proses persetujuan konten di Shutterstock bisa memakan waktu yang cukup lama. Hal ini bisa menghambat fotografer dalam memasarkan dan menjual kontennya secara cepat.
5. Dashboard Akun Shutterstock Kurang User-Friendly
Tampilan dashboard akun Shutterstock kurang user-friendly dan terkesan kurang rapi. Ini bisa membuat para pengguna merasa kesulitan dalam mengelola portofolio dan melacak penjualan.
6. Royalti Fee yang Kurang Transparan
Royalti fee yang diberikan oleh Shutterstock kurang transparan dan tidak terlalu jelas. Hal ini bisa membuat para fotografer sulit untuk mengetahui berapa persen royalti yang akan mereka dapatkan dari penjualan konten di platform ini.
7. Perketatannya Aturan Terkait Penggunaan Logo dan Merek Tertentu
Shutterstock memperketat aturan terkait penggunaan logo dan merek tertentu. Hal ini bisa membuat fotografer kesulitan dalam memasarkan karya dalam bentuk branding atau advertising yang berisi logo atau merek tertentu.
Shutterstock Cara Jual Foto: Cara Mendapatkan Uang dari Bisnis Jualan Foto di Shutterstock
Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan Shutterstock, maka berikut adalah cara jual foto di Shutterstock yang perlu kamu ketahui:
1. Buat Akun di Shutterstock
Langkah pertama untuk memulai bisnis jualan foto di Shutterstock adalah mendaftar akun. Kamu bisa mendaftar melalui website resmi Shutterstock dengan memilih opsi βJoin as Contributorβ. Atau, kamu juga bisa mendownload aplikasi Shutterstock Contributor di gadget yang kamu miliki.
2. Upload Konten Berkualitas Tinggi
Setelah mendaftar, kamu bisa langsung mengupload konten yang kamu miliki. Pastikan konten yang diupload memiliki kualitas tinggi dan memenuhi persyaratan Shutterstock. Fotografer bisa mengupload foto, video, atau musik dengan format yang disetujui oleh Shutterstock.
3. Menentukan Kategori Konten dan Keyword
Selanjutnya, fotografer harus menentukan kategori konten dan keyword yang sesuai dengan konten yang diupload. Hal ini memudahkan klien dalam mencari konten yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
4. Menetapkan Harga Konten
Fotografer bisa menetapkan harga jualan konten sesuai dengan kategori dan jenis konten yang diupload. Namun, para pengguna harus mengikuti ketentuan dan range harga yang telah ditetapkan oleh Shutterstock.
5. Memasarkan Portofolio
Setelah konten diupload, para fotografer bisa memasarkan portofolio mereka agar lebih mudah ditemukan oleh klien potensial. Caranya bisa dilakukan dengan mempromosikan portofolio melalui media sosial atau website pribadi.
6. Melacak Penjualan dan Penghasilan
Shutterstock menyediakan dashboard akun yang memudahkan fotografer dalam melacak penjualan dan penghasilan. Para pengguna bisa memantau penjualan dan mengatur penghasilan mereka melalui dashboard tersebut.
7. Mendapatkan Royalti Fee dari Penjualan Konten
Setelah berhasil menjual konten, Shutterstock akan memberikan royalti fee sesuai dengan range yang sudah disepakati sebelumnya. Fotografer bisa mendapatkan penghasilan dari penjualan konten secara berkala.
Informasi Lengkap tentang Shutterstock Cara Jual Foto
Informasi |
Detail |
---|---|
Website Resmi |
www.shutterstock.com |
Jenis Konten |
Foto, Video, Musik |
Harga Range Konten |
$1 β $500 |
Royalti Fee |
15% β 40% |
Metode Pembayaran |
Paypal, Skrill, Payoneer, Bank Transfer |
Masa Kontrak |
Tidak Terbatas |
Aturan Konten |
Harus Legal, Tidak ada watermark, Kualitas Tinggi, Tidak Melanggar Hak Cipta |
FAQ: Jawaban atas Pertanyaan Seputar Shutterstock Cara Jual Foto
1. Berapa persen royalti yang diberikan oleh Shutterstock?
Jawab: Biaya royalti yang diberikan berkisar antara 15-40% dari harga jualan konten di Shutterstock.
2. Apa jenis konten yang bisa dijual di Shutterstock?
Jawab: Shutterstock menyediakan kategori konten yang beragam dan lengkap, mulai dari foto editorial hingga komersial. Selain itu, pengguna juga bisa mencari konten berdasarkan kategori spesifik, seperti olahraga, teknologi, makanan, dan masih banyak lagi.
3. Bagaimana cara memasarkan portofolio di Shutterstock?
Jawab: Kamu bisa mempromosikan portofolio melalui media sosial atau website pribadi. Selain itu, Shutterstock juga memiliki fitur untuk mempromosikan konten fotografer agar lebih mudah ditemukan oleh klien potensial.
4. Apakah ada batasan dalam mengupload konten di Shutterstock?
Jawab: Shutterstock memiliki aturan yang sangat ketat terkait konten yang diupload dan dijual. Beberapa jenis konten seperti foto atau video dengan watermark, gambar dengan kualitas buruk, atau karya yang melanggar hak cipta, tidak akan disetujui oleh Shutterstock.
5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses persetujuan konten di Shutterstock?
Jawab: Proses persetujuan konten di Shutterstock bisa memakan waktu yang cukup lama. Hal ini bisa menghambat fotografer dalam memasarkan dan menjual kontennya secara cepat.
6. Bagaimana cara mengatur penghasilan dari hasil penjualan konten?
Jawab: Shutterstock menyediakan dashboard akun yang memudahkan fotografer dalam melacak penjualan dan penghasilan. Para pengguna bisa memantau penjualan dan mengatur penghasilan mereka melalui dashboard tersebut.